LAUTKU sayang

Menyelam di Kedalaman Embun Dodola

Lagi kangen laut!
Hahaaaa… ini gara-gara melihat foto-foto waktu Sail Morotai tahun 2012 dan hitching KRI Surabaya 591 di Pelantara III, February 2013 lalu.
Ingat cerita nyangkut di kapal, ingat berlayar, ingat aroma laut, ingat sebulan di laut, ingat teman-teman di laut, ingat perjalanan yang ada, ingat dermaga, ingat dapur kapal dan ingat semua.
Hebat!
Tak satupun lenyap dari memori terbatasku ini.

Horeeee….
***
(doc pribadi)
(doc pribadi)

Foto-foto bisa lihat di link berikut ini, www.facebook.com/ejie.belula.jie/ ^-^

***

Seret Dayu kemari yang ada dalam tulisan Ejie 😉

***

Smesco, Jakarta
December 17, 2013

KANGEN LAUT, LAGI?

Bicara tentang laut, seperti tak ada habisnya ya? Pesona alam lautan memang berbeda. Tak hanya diatas perahu atau kapal yang ditumpanginya saja, dibawah lautnya pun menyimpan berjuta pesona yang bisa membuat kita berdecak kagum pada ciptaan-NYA ini. Subhanallah…

Sudah berapa lama tak mengarungi lautan ya? Kangen. Ngga perlu jauh juga sih melautnya, yang dekat saja seperti Kepulauan Seribu juga boleh. Hanya belum punya cukup waktu dan cuaca sedang tidak baik untuk pergi ke laut saat ini.

Menurut para nelayan, sekarang ini sedang musim angin barat dengan kondisi angin yang (agak) normal, dimana ombak di laut akan mencapai ketinggian di bulan November dan Desember. Angin barat biasanya dimulai dari bulan November-Januari.  Namun perkiraan cuaca sekarang tidak dapat ditebak. Dulu, musim penghujan itu biasanya terjadi sekitar bulan Oktober-Maret di tahun berikutnya. Selebihnya musim panas.

***

(doc pribadi)
(doc pribadi)

Perairan Kepulauan Morotai
October 2012

DODOLA, SISI LAIN MOROTAI

Kemarin kangen udeng-dan-ikat-kepala-dayu, hari ini, alasan lain menulis adalah kangen laut. Dari hasil membuka album foto (kembali), saat event Sail Morotai 2012 dan pilihan berhenti di foto snorkeling Pulau Dodola.

Pulau Dodola ini terletak di Kabupaten Kepulauan Morotai, Maluku Utara. Menurut postingan yang Ejie baca dan juga informasi dari Kachef Fuji di tulisannya, Pulau Dodola ini berada di sebelah barat Pulau Morotai. Pulau Dodola terbagi menjadi dua yaitu, Dodola Besar dan Dodola Kecil. Jika air laut surut, maka kedua pulau akan terhubung dengan dijembatani oleh pasir putihnya yang halus.

Pertama kali ke Morotai, kami ada diantara kegiatan Sail Morotai dimana pemuda-pemuda Indonesia dan Asia berkumpul untuk mengikuti event tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olah Raga. Saat itu seluruh kegiatan menggunakan kapal TNI AL Indonesia yang terbagi menjadi beberapa kapal untuk singgah sesuai dengan arah pelayaran yang sudah dijadwalkan. Peserta Sail Morotai 2012, ditempatkan pada KRI Surabaya 591 dan sesampainya di Pulau Morotai, kapal berlabuh di tengah laut. Lalu untuk kegiatan sail di Morotai dan ke Pelabuhan  Daruba, kami menggunakan LCVP, perahu TNI AL yang bermuatan 40 orang.

Tepat ketika hari dimana kami mendapatkan waktu bersantai usai kegiatan, bersama crew kapal, kami menyambangi Pulau Dodola yang baru pertama kali kulihat.

Kami saat itu, DODOLA (doc Hikmah)
Kami saat itu, DODOLA
(doc Hikmah)

Bersama Komandan Joni, beberapa perwira dan ABK KRI Surabaya 591 kami menuju Pulau Dodola. Perjalanan yang ditempuh dari lokasi sandar kapal, hanya 30 menit. Kami menggunakan boat milik TNI AL tersebut (lupa Ejie namanya) dan 1 LCVP. Beberapa peserta sail ikut juga ke Dodola.

Pantai Pulau Dodola ini, pasirnya putih dan bersih. Lembut. Berupa butiran-butiran halus seperti bubuk. Berdiri di pinggirannya saja, sudah terasa kenyang disajikan pemandangan yang luar biasa indah. Duduk di dermaga sandar pulaunya pun, kelihatan air yang bening, bersih. Bisa di tiduran di pantainya dengan kaki terjulur ke laut, pasti seru. Sudah gatal pengin loncat, euy! 😀

Ehh, tunggu dulu, Jie!

Karena ingin mencari lokasi yang agak lebih dalam agar bisa diving, boat yang kami naiki hanya dengan 20 orang itu akhirnya jalan. Sementara lainnya, tinggal dan bermain di Pulau Dodola tersebut. Kami menyusuri lautan dangkal di sekitarnya untuk mencari spot bagus. Boat berjalan pelan, mengiringi air laut yang sepanjang penglihatan mataku penuh akan biru, hijau, tosca dan putih yang nampak di kejauhan. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Subhanallah…..

***

(doc Hikmah)
(doc Hikmah)

SUSUR SPOT DIVING SNORKELING

Jika semua orang bermain di pinggir pantai Pulau Dodola, maka kami akhirnya menemukan spot diving snorkeling di sekitar Pulau Dodola tersebut. Kedalamannya hanya 3-7 meter saja, cukup untuk menyelaminya. Alat selam tersedia lengkap dengan tabungnya bagi yang ingin diving. Demikian pula dengan alat snorkeling. Aku membawa alat snorkeling sendiri.

Air yang bening, menampakkan keindahan bawah lautnya yang tidak terlalu dalam. Terumbu karang pun bisa dilihat dari atas boat ini. Kami melewati air yang berwarna hijau bersih, lalu mulai sedikit membiru, membuatku seakan terpanggil untuk segera menceburkan diri dibawahnya. Tampak terumbu karang hidup yang bergoyang-goyang disekitarnya mengikuti alunan air laut yang tenang.

Air liurku sudah turun, tak tahan dengan panggilan ikan-ikan kecil yang tertangkap oleh mataku yang membulat.

“Ugkhhhh, kapan berhentinya? Lama kali, sudah tak tahan ni kepengin nyemplung Ejieeee…..” hatiku berteriak. Angin menerpa lembut kulit gosongku yang telah beberapa minggu mengarungi lautan Indonesia bagian Timur ini bersama teman-teman sail.

Boat berhenti, sauh diturunkan disisi yang tidak terlalu banyak karang agar tetap terjaga keindahan karangnya. Tak sabar, kami semua meloncat kegirangan di laut hangat tersebut. Iya, airnya yang hangat memaksa kami tak henti-hentinya bermain menyapa keindahan bawah laut di Pulau Dodola.

***

SPEECHLESS of DODOLA

Waktu itu ada Dayu, Hikmah, Seto, Mba Evi, Zela, Una, si kecil yang aku lupa namanya, Manda si kriwil lucu, Nisya, dan ada lagi denk yang ngga ingat namanya. Selain itu ya komandan kapal dan crewnya deh.

Kami menikmati pemandangan bawah laut yang karangnya terbilang masih sangat bagus. Airnya pun bersih. Di kedalaman 5 meter yang aku coba untuk freedive, airnya jernih. Biru yang apik! Banyak warna-warni karang yang bisa kulihat. Mulai dari yang berwarna coklat, kuning, ungu dan lainnya.

Karena aku hanya memakai fin dan snorkeling saja dan melakukan freedive, aku tak punya cukup waktu yang lama untuk bertahan melihat keindahan bawah laut. Sesekali naik ke atas untuk menghirup udara, lalu kembali turun menyapa ikan-ikan cantik yang berseliweran di dekatku.

Ada sih alat selam lengkap, tapi karena hanya sedikit dan harus bergantian, aku lebih memilih menikmatinya dengan cara freediving saja. Lebih simpel dan ngga perlu antri untuk melihat bawah laut. Kalau melihat coral reef lainnya yang tidak terlihat olehku, aku tinggal melihatnya di kamera Hikmah yang merekam banyak gambar-gambar bawah laut.

Eh iya, di Dodola ini juga, pertama kalinya badanku akhirnya bisa masuk di kedalaman tanpa bantuan pemberat. Hahahaaaaa…. kenapa? Dulu kalau berenang dilaut, Ejie sangat sulit masukin badan hingga bisa menyelam. Katanya sih karena badanku yang terbilang negatif, jadi lebih gampang mengapung daripada tenggelam.

Nah, salah seorang temanku, Una yang berasal dari Aceh lah yang mengajariku ketika itu. Juga Kapten Arys. Mereka nih guru menyelam yang mengajariku hingga bisa melihat laut Dodola ketika itu. Tidak sampai 5 menit, aku sudah bisa menyelam berlama-lama. Selalu menyelam karena jadi norak melihat aneka coral reef nya yang menyala. Menjadi norak juga karena tak tahan dengan air laut biru yang menghangat terkena sinar mentari senja yang mulai turun menyentuh batas cakrawala. Menjadi norak karena aku tak henti-hentinya bermain di dalam air.  Sampai-sampai, ketika akan pulang, aku dipanggilin terus karena selalu menghilang di kedalamannya, menyampaikan salam selamat tinggal pada coral reef dan ikan-ikan cantik dibawah sana. Tak rela!

Merasa beruntung. Soalnya bawah laut Pulau Dodola yang membuat ngences ini tak terlewat olehku yang bermata minus. Melihat dari atas hanya dengan snorkeling saja, mana lega rasanya. Kalau ngga sekarang, kapan lagi akan menyapa Dodola kan? Mungkin butuh waktu yang lama agar bisa kesana lagi. Wajib nabung! 😉

Uhh, sungguh…. bawah laut Pulau Dodola ini tiada keindahan yang dapat menggantikannya dengan kalimat apapun. Sinar mentari yang menerobos masuk ke perairan bawah lautnya pun menambah satu pesona yang akan membelalakkan mata hatimu. Ayooo… kunjungi dan coba saja berenang di kedalamannya. Bisa membuatmu menangis di dalam sana. Indonesia itu sungguh indah, teman.. Dan Dodola, make me speechless 😀

Senja mulai memerah, menyentuh batas malam yang tampak dari perairan laut nan indah ini, mengantarkan kepulangan kami melepas laut Dodola yang semakin menghangat.. (jie)

***

Kembali, Dayu dan aku :D (doc Hikmah)
Kembali, Dayu dan aku 😀
(doc Hikmah)

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

19 tanggapan untuk “Menyelam di Kedalaman Embun Dodola”

    1. gmn kl kita nabung yg banyak, lalu kita maen2 ke lautnya indonesia di timur sana, winny?? 🙂

      utk semua penginapan, tenang aja. kita hny perlu mental penjalan saja, winny..

      1. hoo? winny mau ke papua? aaaaakk… ga kuku ejiee.. heheh
        *hands up

        bisa kesana utk tujuan hitchhiking and backpacking ajah. kl bener2 dikhususin liburan, ntaran dulu deh.

Tinggalkan Balasan ke Diah Respati Batalkan balasan