Hammockers Indonesia

Tidur Nyaman di Hammock Ala Mata Burung

Tidur dalam hammock, tidak perlu memikirkan tempat yang ngga datar, batu, maupun akar pohon yang terasa mengganjal di punggung kita. Tapi nyenyak atau ngga ya tidur di hammock? Heemm.. kalau belum tahu cara tidur nyaman didalamnya, gimana? Khawatir jatuh? Ohh, atau kedinginan dalam hammock? Coba baca deh, biar ngga penasaran 🙂

Santai di hammock.
Lokasi Camp ground Cipeutey, Cibalay.
Credit to Wahyu Kurnia

***

Persiapan Hammocking

Hammock atau tempat tidur gantung/ayunan, memang digunakan untuk kita bersantai diatasnya. Bermain ayunan sebagai relaksasi, memungkinkan kita menyegarkan pikiran dari penatnya rutinitas sehari-hari.

Penggunaan hammock, awalnya mungkin hanya dipakai sebagai pendukung dalam bertualang maupun kemping. Kini, mulai dijadikan sebagai barang utama yang menjadi pertimbangan.

Bukan sekadar bagian sekunder dari salah satu barang bepergian seorang pejalan. Hammock layaknya tenda, termasuk bagian penting bagi kenyamanan beristirahat. Kemasannya yang praktis,  tidak memerlukan banyak ruang dalam tas bawaan. Hal ini membuat hammock dengan mudah diselipkan diantara bagian-bagian peralatan bertualang.

Ukurannya yang kecil dengan bentuk beraneka macam (baca: Kenali Hammock Menurut Jenisnya ), bisa disesuaikan dalam merapikan isi tas bawaan kita.

Mungkin untuk sebagian besar orang yang sudah terbiasa menggunakan hammock, tidur didalamnya bukanlah masalah. Tetapi untuk orang yang baru mulai menggunakan hammock, agak sulit menyesuaikan serta membuat nyaman tubuh agar bisa tertidur lelap didalamnya.

Apa saja yang harus dipersiapkan jika ingin tidur di tempat tidur gantung ini?

Berikut adalah yang biasa saya gunakan jika kemping hammock:

  1. Hammock dan perlengkapannya (baca: Perlengkapan Sederhana Menggantung (Hammock) )
  2. Sleeping bag (SB)
  3. Jaket
  4. Kaus kaki
  5. Sarung tangan
  6. Matras
  7. Tempat tidur tiup (kalau ada yang insulated, tergantung lokasi)

Kebutuhan tubuh tiap orang berbeda. Biasanya kalau lokasinya dingin, saya mempersiapkan lebih untuk kebutuhan saya. Misal, melengkapinya dengan memakai pakaian atau jaket berbahan polar yang menghangatkan tubuh. Atau kalau yang punya jaket, sleeping bag bulu angsa, ya bisa dipakai. Bisa juga melengkapinya dengan matras alumunium.

The stuff
Doc pribadi

***

Plus Minus Hammock Garis

Membuat tubuh terasa nyaman tidur di suatu tempat memang tidak mudah. Tempat, suasana, bahkan media yang kita gunakan untuk tidur, haruslah mendukung. Apalagi hammock. Jika kita tidak bisa memaksimalkan tidur di dalam hammock, maka bukan kenyamanan yang dirasakan, tetapi bangun tidurnya malah membuat badan sakit.

Mungkin saya bisa mencontohkan diri saya sendiri.

Kebiasaan saya dalam memasang hammock, biasanya sering menarik garis lurus hingga tempat tidur gantung itu terpasang berupa garis. Pada intinya, saya berpikir bahwa bila hammock diberi beban (badan saya), maka selanjutnya ia akan turun mengikuti bentuk tubuh. Hal ini saya lakukan agar ketika berada didalamnya, saya benar-benar terjaga dari hembusan angin, bisa menutup seluruh badan dengan hammock yang saya gunakan. Aman disana.

Iya, enak tidurnya dan memang tidak salah dengan cara tidur saya yang demikian. Mungkin karena kebiasaan itu sering saya lakukan.

Kesulitannya adalah ketika kedua sisi hammock tertarik kencang segaris dan diberi beban, maka fungsi hammock yang (seharusnya) membuat kita menjadi santai, tidaklah menjadi demikian.

Pertama, ketika naik saat akan duduk di hammock, tarikan kainnya menjadi kencang. Akan terasa sakit diperbatasan bawah lutut dan tidak bisa duduk bercerita lama disana. Kedua, saat tidur, badan  terasa hanya pas-pasan saja dan ruang bergerak berkurang. Ketiga, enakan hammock tetangga rasanya buat berlama-lama ngerumpi kan yah? Soalnya bobok sendiri! Bhhahhahaaa… Kidding.

People change, right? Diskusi dan bercerita dengan beberapa teman di Komunitas Hammockers Indonesia, juga membaca, membuat saya akhirnya mulai mengikuti beberapa saran teman. Marday (panggilan dari nama asli Mardi) dan Ioh, teman yang biasanya paling banyak memberi masukan pada saya.

Marday yang kalau ngomong asal, untuk urusan hammock, saya banyak mendapat pelajaran darinya. Diantaranya mengenai pertanyaan saya tentang kenapa dengan garis lurus hammock cara saya. Ia menjelaskan dengan gambar dan kalimat.

Menurut Marday, tidur dengan cara itu, bagi sebagian orang mungkin merasa tidak terganggu karena terjaga dari angin. Tetapi kalau lama didalamnya, udara yang kita peroleh untuk tidur juga kurang. Dan posisi tubuh pun tidak sesantai yang kita inginkan.

Perhatikan gambar berikut untuk memudahkan pemasangan hammock yang mendasar:

Basic Hammock
Credit to Google.com

 

Dari gambar yang diberikannya, ada beberapa hal yang menjadi catatan saya:

  1. Saat memasang hammock, usahakan membentuk 30 derajat, supaya hammock yang dipasang terlihat seperti sebuah senyuman (ajarannya Marday ini 😀 ). Dimaksudkan agar tubuh bisa relaks.
  2. Bahwa tinggi hammock, sebaiknya tidak lebih dari 50-75 cm dari atas permukaan tanah. Atau seperti posisi duduk di bangku. Dimaksudkan supaya ketika duduk, kita tidak perlu repot saat menaiki hammock.

Nah, dari kesemuanya itu, hal terpenting yakni, ketinggian dan cara pasang demikian, memudahkan kita saat akan tidur. Tidak repot naik, tidak terkurung dalam pengap, bisa bebas bergerak dan mendapatkan pertukaran udara dengan baik.

***

Tidur Mata Burung a.k.a Diagonal

Tahu matanya hewan yang terbang di langit, ngga? Matanya burung. Kalau diperhatikan, matanya membentuk diagonal kan?

Umm.. hubungannya dengan tidur di hammock, apa ya? Coba perhatikan gambar berikut.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Masih bingung? Diantara tiga cara pada gambar pertama, hanya satu saja yang bisa dinikmati dan merasa nyaman bila tidur dalam hammock, yaitu diagonal.

Birds eye view atau tidur dengan cara diagonal merupakan cara yang disarankan jika kita tidur dalam hammock (lihat gambar kedua).

Kenapa? Karena hammock otomatis menjadi lebih lebar dan leluasa. Sirkulasi udara baik, dan apabila pemasangan hammock dilakukan seperti arahan diatas (hammock dasar), maka tidak perlu khawatir sakit pada bagian antara paha dan betis. Oh iyaaaa… tidak usah takut terjatuh juga deh.. (ya jangan lasak atuh boboknya kan? ;P ).

Disamping itu, tidur kita juga bisa pulas looh.. Buat yang ngga tahan sama dingin, tidur dengan cara diagonal juga masih bisa menutup hammocknya biar tidak kedinginan. Tetap terasa hangat kok seperti pelukan dia, ehh. Hhahhahaa… saya melakukan tidur diagonal kembali beberapa hari lalu ketika tidur di pom bensin Purwakarta saat touring Bandung-Jakarta bersama teman-teman Hammockers Bekasi. Dan nyenyak!

Credit to Google.com

Jadi masih bingung mencari bidang datar untuk menggantung hammockmu?Masih ragu memasukkan list hammock dalam perlengkapan bertualangmu? Masih belum yakin bisa tidur nyenyak disana? Masih belum bisa move on dari hammock garisnya?  Ya kalau kurang yakin, mbok ajakin saya lah ketemuan buat bantu jelasin bobok nang tempat tidur gantung 😀

Hhehehe.. mangga dicoba deh ya. Siapa tahu malah ketagihan tidur dalam hammock nantinya. Atau kasur di kamar mau ganti hammock saja? Bisa ehh…. Nanti yah di edisi selanjutnya, dishare lagi. Semangat bobok di hammock yaaaahh.. (jie)

***

Birds Eye View yang disarankan.
Credit to (pak) Yudi Wildan (JGB)

 

Tulisan ini dituliskan berdasarkan pengertian, pemakaian, dan pengenalan saya pada hammock, selama 2 tahun sejak 6 Juni 2015 di Gathnas HI#1 di Cikole, Bandung. Disamping itu, diskusi dan bertanya pribadi dengan teman-teman yang tergabung dalam Komunitas Hammockers Indonesia.

Untuk bergabung: 

IG >> @hammock_id
FB >> Hammockers Indonesia
Twit >> @HammockersID

Salam Gantung, hammockers

***

 

 

 

2 tanggapan untuk “Tidur Nyaman di Hammock Ala Mata Burung”

  1. Nah ini ,manfaat bgt buat gw .krn yg udah udah kmrn gw tdrnya lurus ,nyenyak sih krn gw pelor tapi udahanya gw sll ngrasa g nyaman di punggung.so trengkyu ya ka ej bacaanya ,krn gw pemula di hammock dan tenda gw mulai ngiri krn gw sll bwa hammock kmn2. 😂😂😂

Tinggalkan komentar