Hitchhiker Indonesia (HHI), Rp 0,-

Hitchhike Jakarta-Bandung PP: Pelajaran, Teman Baru dan Penginapan Gratis (2)

Sepertinya ini kelanjutan dari hitchhike Jakarta-Kampung Cihuni edisi awal tahun 2014.
Tanpa rencana juga.
Ramdan yang kala itu ikut hitchhike, rupanya masih penasaran untuk mengulang ke daerah berbeda.
Ia mengajukan daerah, dan tawar-menawar pun terjadi.
Entah dia yang sudah pernah ke lokasi yang kuajukan, atau aku yang kadang bilang sudah pernah ke lokasi yang ia ajukan.
Sementara waktu yang dipunya hanya sabtu sore hingga minggu malam, kami akhirnya sepakat untuk main ke Bandung.

***

BEFORE:

hitchhike-bandung-selly-sedotan-dan-lingkungan/

***

Foto-foto bisa cek di link berikut ——> https://www.facebook.com/media/set/?set=a.505987576185415.1073741920.100003225317995&type=3

***

(doc Ramdan)
(doc Ramdan)

Jakarta
Sabtu, January 18th, 2014

Pertemuan Setelah Hujan

Pukul 17.00 WIB

Hujan sabtu itu terus mengguyur kota Jakarta. Pagi dimana seharusnya aku melakukan survey untuk event Hitchhiker Indonesia (HHI) mendatang pun batal. Menjelang sore, hujan pun tak kunjung berhenti, membuatku agak malas beringsut dari kamar nyamanku dan melepaskan catatan manual segala PR menulisku.

Hingga sebuah sms Ramdan mengalir menyampaikan pesan darinya, “Aku jalan, Jie..”

Setengah malas, kuangkat drybag kuning yang berisikan lengkap peralatan renang dan baju sekadarnya, aku berangkat menuju tempat pertemuan yang telah ditentukan sehari sebelumnya.

Pukul 17.58 WIB

Aku tiba dan mengabarkan keberadaan juga keperluanku untuk beli camilan. Perlu, karena tak bisa makan nasi. Begitu bertemu, setengah kaget, ternyata ada Kawan-Katin si pasangan pengantin HHI yang juga muncul disana. Ishhhh… mereka ngerjain aku!

Kendaraan pertama Ramdan, hitchhiking mobil Kawan. Ahahahahhh.... okeee... bolehlaaaahh :P (doc pribadi taken by Kawan)
Kendaraan pertama Ramdan, hitchhiking mobil Kawan. Ahahahahhh…. okeee… bolehlaaaahh 😛
(doc pribadi taken by Kawan)

Pukul 19.30 WIB

Selesai shalat maghrib-isya dan berbincang sebentar, berfoto, aku menanyakan kenapa sampai bisa ketemu Ramdan di meeting point yang kami sepakati? Mereka bercerita dan kendaraan Kawan itu adalah kendaraan hitching pertama Ramdan. Oalaaaaaaahhh…. ternyata sejak Ramdan bilang mau jalan, dan Katin yang menelpon mengatakan hp Ramdan ngga aktif itu, merupakan bagian dari keusilan pasangan suami istri itu ya?? Ckkckkkkk….. bisa banget ngerjain aku.

Puas bercerita, kami berpisah. Kawan-Katin berencana menengok keadaan adiknya yang terkena banjir, kost di Salemba. Sementara aku dan Ramdan menuju pos terdekat di pasar tersebut untuk mencari kendaraan tumpangan ke Bandung.

***

Colt Sayur

Pukul 20.39 WIB

Kendaraan pertamaku dan kedua bagi Ramdan diperoleh setelah mata kami sibuk memperhatikan nomor plat kendaraan yang berseliweran di depan kami sembari bercerita dengan petugas pos pasar pintu keluar kendaraan. Haishhhh.. aku selalu lupa namanya. Padahal sudah beberapa kali bertemu dan ngobrol jika aku hitchhike sendiri. Yang aku ingat adalah Pak Ngatijan dan Pak cuek (hahahaa… lupa juga. maaf ya, pak?).

Kendaraan 1, Kang Iwa dan Cecep (doc pribadi)
Kendaraan 1, Kang Iwa dan Cecep
(doc pribadi)

Okeeee.. kendaraan pertama yang kami tumpangi adalah sebuah colt sayur dari Lembang, Bandung. Pengendaranya kang Iwa dan adik Cecep yang duduk disebelahnya. Kang Iwa biasa membawa sayur chaisim atau sawi manis. Ia mengambil dari ayahnya Cecep yang mempunyai kebun sawi disana. Hari itu, ia membawa sawi sebanyak 2 ton. Lebih tinggi sedikit dari kepala kendaraan colt tersebut. Sayur-sayur tersebut didistribusikan hanya kepada 1 distributor saja di Pasar Induk Kramatjati.

Kang Iwa berangkat dari Lembang antara pukul 11.00-13.00 WIB menuju Jakarta. Setelah menurunkan seluruh sayuran, beristirahat, ia akan pulang kembali sekitar pukul 20.00-21.00 WIB. Kata Kang Iwa, ia mengangkut kami di kendaraannya atas dasar ikhlas membantu.

“Kan searah juga, mba… ya sekalian bareng ada teman ngobrol juga di jalan,” logat Sundanya kental.

***

Kang Iwa, pengemudi colt sayur (doc pribadi)
Kang Iwa, pengemudi colt sayur
(doc pribadi)

Turun Di Tol Baros

Pukul 10.37 WIB

Perjalanan tetap dalam hujan yang mengguyur deras dan sempitnya kami berempat dalam kendaraan yang hanya bisa diduduki bagian depannya saja, membuat kami bercerita banyak. Tanpa terasa, kami sudah berada di persimpangan tol yang menunjukkan Baros-Pasteur-Kopo.

“Sudah sampai, mba. Kami akan terus ke arah Kopo, jadi tidak bisa mengantar lebih lanjut ke tujuan mba,” kata Kang Iwa.

“Iya, ngga apa kok. Terima kasih ya, kang…”

Kami turun dan berfoto di depan kendaraannya.

***

P1180017

Salah Prediksi dan Pelajaran Tambahan

Pukul 10.42 WIB

Aku baru sadar, kalau ternyata tol yang aku maksud itu masih jauh dari tempat perhentian kami. Arah ke pasteur itu masih 4 km lagi. Bwuahaahaaa…. maknyus kan? Pffftthh… berapa lama aku tidak main ke Bandung ya? Baru kali ini yang ngga dapat langsung turun di Padalarang atau Pasteur. Biasanya alhamdulillah tepat seperti perkiraan mau turun dimana. Kudu sering-sering latihan hitchhike nih tampaknya. Biar ngga dooooooollll otaknya, akakakkka

Hehehee.... asah lagiiiiii... NGANTUK! (doc pribadi)
Hehehee…. asah lagiiiiii… NGANTUK!
(doc  Ramdan)
Mencari tumpangan salah prediksi :D serta Ramdan yang ngga dipercaya temannya karena mencari tumpangan di sekitar jalan tol. (doc pribadi)
Mencari tumpangan salah prediksi 😀 serta Ramdan yang ngga dipercaya temannya karena mencari tumpangan di sekitar jalan tol.
(doc pribadi)

Kami akhirnya berjalan ke arah gerbang tol Baros 1. Boleh dikatakan, sejam menunggu kendaraan selanjutnya. Ramdan yang mungkin belum terbiasa mendapati keadaan seperti itu, sibuk menelepon teman-teman Bandungnya. Mungkin dia sedikit khawatir, terlebih dengan aku yang perempuan kah?? Heheheee… Ia memberi kabar pada mereka dan mengatakan bahwa posisi terakhir kami di dalam jalur tol arah Pasteur. Tapi siapa yang percaya dengan perkataan Ramdan posisi kami itu? Aku baru tahu setelah ia komen di foto yang aku ambil saat kami berada di tol.

Perut yang lapar menanti kendaraan hitchhiking selanjutnya (doc Ramdan)
Perut yang lapar menanti kendaraan hitchhiking selanjutnya
(doc Ramdan)

Lama menanti bukan berarti tak ada pelajaran yang aku peroleh. Kesalahan prediksi terkadang membawa satu manfaat untukku lebih mengenal sebuah daerah. Belajar dari pengalaman, mungkin itu adalah hal tepat yang bisa kumengerti waktu itu.

“Dan, coba perhatikan kalimat di plang itu. Kalau Dan foto terus di posting, jangan diberi deskripsi apapun tentang gambarnya ya? Nanti, jika suatu saat Hitchhiker Indonesia (HHI) bikin event dan mungkin mereka akan mendapati keadaan seperti kita ini, maka tulisan plang itu, bisa membantu mereka. Biar ada pelajaran juga yang diperoleh teman-teman nanti,” aku berpesan padanya. Ia pun menyetujui hal tersebut.

Jadi, maaf ya teman-teman…. aku takkan menyertakan gambar plang yang aku temui disana, agar menjadi satu pelajaran bagi lainnya. Jika tempat tersebut sudah dilalui oleh teman-teman HHI, aku baru akan menyertakannya dalam tulisan ini. 😀
#pelajaran hitchhiking

***

Ki-Ka: Ramdan, Yudhis dan Berta (doc pribadi)
Ki-Ka: Ramdan, Yudhis dan Berta
(doc pribadi)

Bandung
Minggu, January 19, 2014

Motor Backpacker

Pukul 00.15 WIB

Kedua motor yang kendarai Berta dan Yudhis yang mengangkut kami, akhirnya membawa kami pada teman-teman Backpacker Bandung. Kami bercerita banyak di jalan menuju Braga, tempat Ramdan berjanji temu dengan para sahabatnya itu. Hahaa… jujur kadang Ejie ngga terlalu ngeh dengan percakapan selama di jalan itu. Selain angin kencang yang menerpaku, telinga yang tertutup helm berpengaruh juga. Bisa jadi karena malam yang semakin menyapa, membuatku tak selalu mendengar apa yang diucapkan Yudhis yang mengendarai motor.

Waaahh.. hitching kali ini, aku merasa sangat leyeh-leyeh menikmatinya. Meskipun sempat salah prediksi, jalan kaki di jalan tol, memampangkan tulisan NUMPANG mencari kendaraan dan nyangkut di tol Baros 1, aku tetap senang. Lebih merasa tak memburu apapun. Lebih santai dan nikmat. Hmmm….

***

Touchdown Braga

Pukul 00.56 WIB

Janji temu dengan backpacker Bandung (doc pribadi)
Janji temu dengan backpacker Bandung
(doc pribadi)

Kami bertemu teman-teman Backpacker Bandung di Braga. Jalanan yang penuh dengan manusia-manusia haus petualang. Senang ya bertemu dengan teman baru yang Ejie tidak kenal sebelumnya. Karena mereka ramai, Ejie belum terlalu hafal siapa saja yang kumpul disana.

Ejie ingat ada Selly, Guntur, Berta, Yudhis, si baju kotak, teman yang berkacamata, ehhh…. adeuhhh.. Ejie lupa! Maaf ya teman-teman. Kami sudah berkenalan padahal. Keasyikan bercerita, sampai lupa foto-foto sama mereka. Lalu karena sudah lewat jam malam, satu-persatu pamit undur diri. Demikian pun kami.

Cukup lama kami bercerita di Braga, sebelum akhirnya gerimis memaksa kami untuk segera pulang ke rumah. Disamping itu, mengingat waktu perjalanan aku dan Ramdan yang bisanya singkat saja dilakukan pagi hari itu, seperti rencana tujuan yang sudah diplot oleh Ramdan, maka pulanglah seperti rencana awal. Bukan ke rumah Jakarta, tapi penginapan gratis dari teman baru. Ahaaayyy 😉

Oia, seperti cerita Ejie sebelumnya, DISINI, kan Ejie dititipin bermalam di rumah Selly. Jadilah kami menuju ke parkiran untuk pulang bersama, konvoi motor Backpacker..

***

Kendaraan ke 3, Motor Selly

Pukul 01.30 WIB

Mari pulang (doc pribadi)
Mari pulang
(doc pribadi)

Ampuuuuunnn… gini hari baru bubar ngumpul?? Yapp, yaaaapp!

Kali ini, Selly adalah partner kendaraan tumpanganku. Dititipkannya aku pada Selly ini, berasa dapat durian euy! Kenapa hayooooo? Sebab, Selly ternyata tidak seperti penampilan luarnya. Memang terkesan pendiam sih kalau baru kenal. Ejie pun agak oneng waktu pertama bertemu dengannya. Bingung bagaimana caranya bisa cerewet cerita sama Selly. Ehh, akhirnya, ketemu selanya juga untuk berinteraksi dengannya. Hohooohoo…

Duriannya apa saja?

  1. Kendaraan gratis, Rp 0,-
  2. Tumpangan penginapan gratis di rumah Selly, rezeki, Rp 0,-
  3. Dapat sarapan roti dan teh hangat gratis dari Selly, Rp 0,-

Hihiiih… Ejie ngga pernah bermimpi begini sih kalau melakukan perjalanan hitchhiking. Sebab, Ejie selalu prepare sendiri untuk hal diluar transport, yaitu makan dan keberuntungan bermalam seperti yang Ejie jabarkan diatas. Jika rezeki dan keberuntungan berada pada pihak kita, ALHAMDULILLAH…

Perjalanan ke rumah Selly ini lumayan jauh menurutku, juga memutar. Iya, jalan di Bandung yang kami lalui itu tampaknya satu jalur, jadi perlu memutar lagi untuk ke tujuan, Gede Bage (penulisannya benar ngga tuh?). Selly tinggal disana. Di sebuah rumah mungil yang begitu masuk kamarnya, brrrrrr…. tak kuasa menahan dinginnya angin malam yang tiba-tiba saja ditambah 5 menit ketika hampir tiba di rumah, hujan mengguyur deras. Uwooooo… dinginnyoooooo @_@

Sebenarnya Bandung sudah sejuk. Namun ditambah hujan yang terdengar dari atas genteng rumah Selly, bukan sejuk lagi namanya, tetapi cukup membuatku meringkuk kedinginan dibalik selimut biru empuk pemberian Selly itu. Ahhh… saatnya beristirahat setelah berbagi cerita pada Selly tentang perjalananku.

***

Menjelang Pukul 03.00 Dinihari

Selamat tiduuuuurrr…. besok disambung lagi cerita hitchhike Bandung Ejie yaaaaaa… ^-^ (jie)

***

(doc pribadi)
(doc pribadi)

4 tanggapan untuk “Hitchhike Jakarta-Bandung PP: Pelajaran, Teman Baru dan Penginapan Gratis (2)”

    1. hai sufy

      tipsnya:
      -gunakan pakaian terang
      -buat tulisan NUMPANG dan TUJUAN utk mempermudah
      -berpakaian rapi
      -berdiri di tempat terang, bawah penerangan lampu jika HH malam hari
      -berbicaralah yg sopan

      hhehehehe …
      udah jadi HH ke bandungnya belum, sufy?

Tinggalkan komentar