Traveller

Day 2: Kita ke Semeru? (Jarank Pulang)

Perjalanan baru memasuki hari kedua. Manusia kereta, mungkin sebutan itu pantas bagi kami, tim Jarank Pulang yang naik turun kereta api selama 2 hari ini. Dari satu tempat ke tempat lainnya, dari satu kota ke kota lainnya. Lalu Kota Malang yang sejuk menjadi tujuan kami. Rumah mbak Nur di Pasar Tumpang, kaki Gunung Semeru adalah sasaran kami.
Lho, kok ke Gunung Semeru?? Putar haluan? Rahasia ahhh… Biar baca terus šŸ˜‰

***

Some of Jarank Pulang Team (doc pribadi)
Some of Jarank Pulang Team
(doc pribadi)

Check Before:
https://ejiebelula.wordpress.com/2014/08/01/day-1-the-journey-has-begun-jarank-pulang/

***

Malang, 1 Juni 2014

Sejuknya Malang

Pagi yang sejuk membangunkan tidur lelapku yang hanya beberapa jam saja dinihari tadi karena menulis. Menulis perjalanan menjadikanku betah di kereta atau di kendaraan apapun selama perjalanan ini. Bikin senang lagi kalau di kereta, ada stop kontak di dekat bangkunya, jadi asik kan mau pelototin telpon selularnya sampai bosan?

Nonton you tube bisa, main games oke, posting foto perjalanan santai, atau mau chatting dan buat status di halaman salah satu sosial media yang kita punya pun sah-sah saja. Soalnya ngga khawatir kehabisan baterai ponsel karena bisa langsung charge di stop kontak tersebut. Nah, ngga bikin bete perjalananmu kan? Lupa kan difoto saking asiknya nulis -_- hhe… Tenang, manusia kereta masih berlanjut kan nanti. Masih bisa kan ambil gambarnya di kesempatan lain?

Kami sampai di Stasiun Kota Malang Baru sekitar pukul 06.00 WIB. Mata-mata sembab masih menghasi sebagian dari kami. Beberapa segera mencari toilet dan musholla. Kebutuhan rutinitas memanggil.

Setelahnya, kami keluar stasiun dan mencari angkot sewaan menuju Pasar Tumpang. Bernego dengan supir yang menawarkan jasanya dan mendapatkan harga sewa sebesar Rp 110.000,- per kendaraan.

Udara pagi menyegarkan kami. Sepanjang jalan hijau membentang. Ngga sempat lihat banyak sih aku, karena fokus di tulisan yang harus aku rampungkan dan memilih beberapa foto pendukung.

Jelas, kami menuju Pasar Tumpang di kaki Gunung Semeru. Iya, kami bermaksud mengunjungi rumah mbak Nur (0341.9777.231) dan mas Hari (0812.4908.6446), tempat kumpulnya para pendaki sebelum dan setelah melakukan pendakian dari Gunung Semeru. Terkenal lho tempat ini. Sebut saja basecamp Pak Rus, pemilik usaha kendaraan Jeep dan Truk bagi pendaki, angkutan Tumpang-Ranu Pani. Beliau adalah salah satu orang tertua yang sudah lama berkecimpung dalam usaha penyediaan jasa angkutan tersebut.

Sebentar, kok kita ke Gunung Semeru?? Kita ngga jadi ke tujuan awal ya? Kenapa jadi belok begini sih?

“Yang mau tujuan awal, lanjut. Gua ke Semeru dah,” Erore buka suara.

“Ikut. Belom pernah nih,” celetukku.

Huuuuuu… Seruan kocak terlontar dari mulut 5 lelaki lainnya. Wakaakak.. Seru ya kalau teman perjalanan asik. Banyak

Eayyy! (doc pribadi)
Eayyy!
(doc pribadi)

cerita lucu yang bikin ngakak. Dan sekarang, pada mau putar arah dari tujuan pertama? Ckckkk…..

Kita lihat apa yang terjadi nanti deh. Benar mau mendaki Gunung Semeru? Perlengkapan sudah siap kan? Tinggal beli logistik saja di Pasar Tumpang nanti.

***

Pasar Tumpang dan Aktifitasnya

Hal pertama yang kami lakukan sesampainya di rumah mbak Nur setelah bertemu dan silaturahim. Pak Rus, ayah mbak Nur yang ingin ditemui tidak kelihatan. Menurut Erore dan Qbo yang sudah sering mendaki Gunung Semeru, Pak Rus selain menyediakan usaha Jeep dan Truk, terkadang juga ikut mengantar pendaki hingga ke Ranu Pani. Mantap ya? Banyak sebenarnya yang punya usaha ini selain Pak Rus. Karena Erore dan Qbo sering menggunakan jasanya, jadilah yang dekat adalah beliau.

Selepasnya, kami mencari tempat sarapan. Sudah lapar dari stasiun tadi. Berjalan ke arah pangkalan angkot yang tak jauh dari rumah mbak Nur, kami menemukan warung makan mbak Neng yang menyediakan nasi rawon, nasi pecel, nasi bali dan lainnya. Ada berbagai macam lauk disana. Ayam goreng, ikan, tahu gulai, tempe juga lalapan plus teh hangat yang tersedia.

Relatif murah kok. Kisarannya antara Rp 7.000,- hingga 15.000,- saja. Makanan harga standar untuk perut yang tengah lapar.

Dari lokasi makan, kami mengunjungi basecamp baru yang ada penginapan sekaligus. Di basecamp dimana kita wajib lapor pendakian serta pengurusan kendaraan ke Gubuk Klakah. Dari sana ada pos lapor sebagai tempat transit pergantian kendaraan menuju ke Ranu Pani. Kalau soal yang satu ini mah, belum tahu pasti. Info ini kuperoleh dari bincang-bincang mbak Nur saat kami bersantai di rumahnya. Kata mbak Nur, peraturan baru berlaku per tanggal 1 Agustus 2014. Banyak hal yang berubah untuk bisa mendaki Gunung Semeru. Entah bagaimana jadinya… Semoga tidak mengurangi minat untuk tetap menikmati indahnya alam Gunung Semeru (mewek, Ejie an belum pernah kesana šŸ˜¦ huhuuuu).

Tak hanya sekadar pasar, di Tumpang ada banyak hal yang bisa dilihat, misalnya Candi Jago yang merupakan Candi Budhha. Letaknya di belakang pos lapor pendakian Gunung Semeru yang baru. Hanya 5 menit cukup jalan kaki kesana.

Di pasarnya juga terdapat pusat penjualan sepeda bekas yang layak pakai. Kondisinya pun masih sangat bagus. Harga belinya sekitar Rp 300.000,- untuk sepeda yang standar biasa saja. Sedangkan yang terbilang bagus, harga belinya sekitar Rp 500.000,- per sepeda.

Aneka warung penjaja makanan serta camilan pun banyak dijumpai. Dari sate tahu siomay yang seharga Rp 300.000,- maupun bakso Malang yang banyak dijumpai disana seharga Rp 5.000 – 8.000,- per porsi. Wihh… Sedap ya? Ngga perlu susah cari makanan pengganjel perut.

Belum lagi es penggoda mata dan tenggorokan seperti es rumput laut khas Malang, es jus serut, es merah yang baru bersiap-siap membuka warungnya ketika aku berpapasan dengan penjualnya. Jadi, tunggu apalagi? Buruan atuh mampir ke Pasar Tumpang kalau mau cari jajanan murah meriah sebelum atau sesudah pendakian šŸ™‚

***

Jadi Semerunya?

Hmm.. Dari tadi ceritanya hanya tentang Gunung Semeru saja. Kapan nanjaknya? Katanya mau ke naik gunung? Kalau soal perizinan, kendaraan dll kan sudah, cerita mendakinya mana?

Mendaki? Mau naik Gunung Semeru? Benaran ya mau ke Ranu Pani, Ranu Kumbolo, Kalimati dan sebutan lain bagi Gunung Semeru?

Hehhe… Ya ngga ada tokh?!? Kami ke Pasar Tumpang rumah Pak Rus itu kan hanya ingin bersilaturahim saja. Maklum, kereta tujuan kota selanjutnya bagi perjalanan panjang kami di hari kedua, baru ada pukul 14. 55 WIB. Jadi untuk menghabiskan waktu selama 10 jam penantian kereta, mampir ke Pasar Tumpang adalah salah satu tujuan on the spot kami. Di Stasiun Kota Malang Besar, ngga boleh tidur sembarang tempat dan kami pun tak ingin duduk bengong di dalam stasiun saja.

Terus, ngga ada nih cerita naik gunungnya? Kan Ejie juga mau… Akkakakaaa šŸ˜‰ Ya nda ada tokh. Kan memang hanya berkunjung saja kesana. Sabar ya? Masih banyak kesempatan lain untuk mendaki juga melihat keindahan Gunung Semeru kan? Baiklah, bersabar demi kebaikan..

Cerita baiknya, kami mendapatkan informasi baru mengenai Gunung Semeru yang melakukan perbaikan manajemen pendakian (atau mengenai kenaikan harga pendakian dan agaknya sih kesulitan di administrasi pendakian. Hhhh…)

Kami juga bertemu teman baru maupun teman-teman yang sebelumnya sudah pernah bertemu di pendakian lain. Contohnya teman dari Salatiga yang kami temui dari Stasiun Solo Jebres.

***

Kata Ejie

Bukankah esensi dari sebuah perjalanan adalah menikmati apa yang telah disuguhkan di hadapan kita? Tinggal pandai dan bagaimana bijak saja dalam memilih bukan? Tak ada salahnya mengambil keputusan dikala tak ada satu pun keputusan yang bisa diambil.

Pemimpin itu bukan sekadar orang yang bisa memberikan perintah, tetapi beraksi mengambil keputusan tepat bagi teman-teman dan berbaur melakukan hal yang beluhm tentu dipikirkan orang lain, lebih dari pemimpin yang terstrukturisasi (uwopo meneh iki, Jie?).

Ya sudah, makan dulu yuuuukk… Lapar saya dari tadi nulis terus. Ngga ada camilan lain apa ya dalam ransel? Kepengin coklat šŸ˜€ (jie)

***

8 tanggapan untuk “Day 2: Kita ke Semeru? (Jarank Pulang)”

    1. Ahahahh…. Ngga, afta. Itu rangkaian perjalanan ejie dan teman2 ke 1 tujuan. Dan alhmdulillah kami baru turun gunung nih.

      Nnti ejie tulis kelanjutannya ya afta…
      Terima kasih sdh blogwalking šŸ™‚

Tinggalkan Balasan ke Afta Abidin Batalkan balasan